Golkar

Golkar

Rabu, 24 Agustus 2016

ANAK MUDA TERJUN KE POLITIK






Tidak bisa dipungkiri bahwa pemuda memiliki peran yang besar dalam perjalanan bangsa ini. Ketika bangsa Indonesia masih dalam penjajahan, para pemuda memberontak. dari berbagai peristiwa besar dan bersejarah yang terjadi di Negara ini melibatkan anak muda sebagai tokoh utamanya.
Budi Oetomo, Sumpah Pemuda, Proklamasi, peristiwa 1998, dan bahkan hingga sekarang pun pemuda masih menjadi ‘Watch Dog’ bangsa ini, bisa dilihat dari aksi demo yang sering terjadi. Hampir seluruhnya melibatkan pemuda.
Namun, apa yang kita lihat sekarang? Perpolitikan Indonesia didominasi oleh kaum tua. Anak muda pun hanya menjadi orang kedua, orang ketiga, bahkan orang ke sekian dalam dunia politik masa kini. Suara anak muda sering tidak diperhitungkan di kancah politik. Pemuda hanya dijadikan sebagai basis utama ketika mereka yang ‘tua’ berkoar-koar untuk menggalang dukungan. Tetapi setelah itu, mulut anak muda dibungkam.
Ada juga anggapan bahwa anak muda tidak memiliki pengalaman. Masih muda, masih awam. Belum memiliki pengalaman apa-apa di dunia politik. Hal ini adalah langkah yang paling sering dilontarkan oleh generasi tua kepada anak muda. Dengan anggapan bahwa mereka lebih lama ‘makan asam – garam’ dalam perpolitikan, jadi merekalah yang harus dinomorsatukan. 
Seperti pepatah yang dibuat oleh presiden kita yang pertama, bapak Soekarno, “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya, berikan aku 1 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia.” 
Siapa yang tidak tahu ungkapan yang keluar dari  mulut seorang Ir. Soekarno, Bapak pendiri bangsa ini. Bukan tanpa alasan kalimat itu keluar dari mulut beliau. Tetapi kepercayaan dan keyakinannya akan kekuatan serta kemampuan anak muda sangatlah besar, sehingga Ia bisa berbicara seperti itu.
Namun, penyebab hal tersebut juga berasal dari anak muda itu sendiri. Kita kurang menghargai apa itu politik. Anak muda zaman sekarang bahkan cenderung menghindari politik. Bahkan ketika menonton acara televisi, tayangan berita cenderung dihindari, apalagi yang berkaitan dengan politik.
Ada stigma yang tertanam dalam benak anak muda yaitu mereka yang terlibat dalam politik adalah orang-orang tua, dan apabila yang muda memaksakan diri untuk ikut berpolitik, pasti akan ada banyak hambatan.
Apakah pandangan tersebut salah? Tidak sepenuhnya. Dilihat dari beberapa kasus yang terjadi, seperti politisi-politisi muda yang terkena kasus, dan juga kualitas dan kredibilitas para anak muda yang turut berpolitik yang kebanyakan dari mereka berasal dari kaum selebritis, sehingga muncul keragu-raguan terhadap mereka. Walaupun ada sebagian selebritis yang memang pantas berpolitik.
Hal-hal tersebut muncul dan menjadi trauma tersendiri bagi kaum muda kita. Akibatnya, kita kaum muda menjadi takut bersuara secara gamblang. Kesempatan kita untuk bersuara hanya muncul ketika ada aksi demonstrasi. Setelah itu, kita hilang dan pergi.
Suatu pertanyaan besar bagi kita. Apakah generasi muda sudah tidak pantas lagi menjadi bagian dari perpolitikan? Ataukah perpolitikan masa kini yang menganak-tirikan generasi muda? Arah perjalanan bangsa ini kelak akan menjadi tanggung jawab kita kaum muda, dan salah satu bagian besar dari bangsa ini adalah perpolitikan. Bagaimana kita akan membawa bangsa ini ke arah yang lebih baik jika kita tidak berani berbicara politik?
Politik bukan merupakan makanan para generasi tua saja, generasi muda pun perlu akan hal itu. Generasi muda, sebagai penerus bangsa sudah seharusnya berperan dalam perpolitikan, bicara tentang politik, dan memajukan politik itu sendiri.
Mengapa hal ini ditekankan? Karena anak muda memiliki kekuatan untuk membawa perubahan bagi bangsa ini, dan karena anak muda adalah penerus bangsa ini. Anak muda perlu diberikan kesempatan untuk turut serta mengambil bagian dalam penentuan arah bangsa ini ke depan. 
Anggapan bahwa anak muda tidak memiliki pengalaman dalam politik adalah salah. Jiwa muda adalah jiwa yang penuh dengan keinginan dan rasa nasionalisme yang tinggi. Perubahan yang besar itu adalah perubahan yang datang dari generasi muda.
Sudah seharusnya kita generasi muda menyadari bahwa ‘kita’ dan ‘politik’ tidak boleh terpisahkan. Tunjukkan peran kita dalam politik, agar kontribusi kita bagi negara ini terasa. Demonstrasi bukan lagi menjadi sarana tepat untuk kita mengontrol pemerintahan. Maju dan berpartisipasi secara nyata, agar suara kita didengar. Dengan terjun langsung dalam dunia politik, secara perlahan kita bisa menghapus stigma miring tentang generasi muda.
Melalui politik kita mengetahui kondisi negara ini, karena politik merasuk ke dalam setiap aspek pembangunan bangsa. Dapatkah bangsa ini berkembang lebih baik, jika kita sendiri tidak tahu kondisi negara saat ini? Saat yang tepat untuk menata kondisi negara ini adalah sekarang, bukan saat kita tua nanti.
Negara ini sudah sangat kacau. Dan sebagai generasi muda yang adalah kaki, tangan, dan mata bangsa ini, kita harus ambil bagian dalam politik, agar kita juga mengetahui seperti apa kondisi negara ini sekarang. Politik adalah alat yang tepat untuk mengubah wajah negara ini.
Sebagai bagian dari negara, peran kita sangat dibutuhkan. Apakah kita memilih untuk sekedar jadi penonton saja? Ataukah kita mau ambil bagian dan berperan dalam perpolitikan, dan turut menentukan bagaimana bangsa ini kedepan? Partisipasi kita dalam politik akan membantu kita dalam memandang realitas yang ada pada bangsa ini. Visi dan misi dalam politik sudah sangat jelas, dan memudahkan kita untuk turun langsung dan merasakan kondisi bangsa ini sekarang.
Kualitas seorang anak muda ditentukan ketika dia berani berbicara hal yang besar, dan mau ambil bagian dalam hal tersebut. Berpolitik pada dasarnya adalah wujud dari budaya demokrasi itu sendiri. Demokrasi menuntut kebebasan seseorang, namun bebas yang bertanggung jawab.
Generasi muda bebas untuk berpolitik, tetapi harus memperhatikan tanggung jawabnya, yaitu berpolitik untuk memajukan negara. Kita adalah generasi muda yang menjadi pilar bangsa ini. Apakah kita hanya mau berdiam diri dan hanya menjadi penonton setia, ataukah kita maju menjadi agen-agen perubahan bangsa ke depan?
Suara dan opini kita jangan hanya dikeluarkan melalui demonstrasi, tetapi mari bersama kita majukan politik lewat peran kita di dalam perpolitikkan itu sendiri. Tunjukkan bahwa kita adalah penerus bangsa yang siap untuk membawa bangsa ini menjadi lebih baik. Hapuskan pandangan bahwa anak muda tidak pantas berpolitik. Bawa kualitas anak muda sejati dalam perpolitikkan. Berdiri, dan katakan dengan lantang “Saya adalah penerus bangsa! biarkan saya berpolitik.”
“Jalan telah mereka rintis, sekarang tugas kita menapakinya”

Penulis : Elmansyah Putra ( Kayu Kul, Pegasing, Aceh Tengah Pekerjaan: Mahasiswa) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar