BPBD Wonogiri Grebek Kecamatan Selogiri
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, beberapa hari ini aktif melakukan kegiatan-kegiatan pemberdayaan dan pelayanan masyarakat di wilayah Kabupaten Wonogiri. Khusus di kecamatan Selogiri. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, menyelenggarakan aksi resik-resik Sungai Krisak tersebut diikuti sekitar 300 orang. Mereka terdiri atas personel BPBD, TNI, Polri, relawan Forum Peduli Pengurangan Bencana, dan masyarakat sekitar aliran sungai Krisak Panjang sungai yang dibersihkan sekitar 1,5 kilometer.
Foto : Kegiatan membantu rehab rumah warga miskin di Ds Kepatihan Selogiri. Foto BPBD Wonogiri
Selain melakukan kegiatan resik-resik sungai, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri, juga serta membantu rehab rumah warga miskin di Ds Kepatihan Selogiri.
Foto : Kegiatan resik-resik Sungai Krisak tersebut diikuti sekitar 300 orang terdiri atas personel BPBD, TNI, Polri, relawan Forum Peduli Pengurangan Bencana, dan masyarakat sekitar sungai. Foto BPBD Wonogiri
Aspirasi sejumlah warga Desa Singodutan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri adalah meminta pemerintah untuk menormalisasi dan merevitalisasi Sungai Krisak yang mengalir di desanya. Hal ini mengingat sedimentasi di sungai Krisak sudah sangat parah sehingga terjadi pendangkalan. Dua tahun yang lalu desa Singodutan pernah dilanda banjir karena limpasan air sungai Krisak tersebut. Kondisi saat ini pada beberapa ruas Sungai Krisak tidak dilengkapi dengan tanggul atau talut. Akibatnya, aliran sungai menjadi rawan melimpas dan membanjiri permukiman.
Melalui kegiatan resik-resik sungai yang dilaksanakan BPBD tersebut diharapkan dapat menyadarkan masyarakat agar tidak seenaknya membuang sampah ke sungai, menjaga kebersihan lingkungan bantara dan aliran sungai.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wonogiri pernah mengusulkan revitalisasi dan normalisasi sungai, tapi sampai saat ini belum direalisasi oleh pemerintah daerah. Kegiatan resik-resik sungai yang dilakukan sebagai upaya mengurangi risiko bencana banjir dimana kondisi saat ini masih didapati sistem pengelolaan sungai yang tidak mengikuti kaidah penanggulangan bencana. Antara lain menjadi tempat pembuangan sampah dan banyak tanaman yang menghambat aliran air, seperti rumpun-rumpun bambu.
Kegiatan ini diharapkan juga mampu merangsang terbentuknya komunitas sungai yang mampu bersama masyarakat dan pemerintah daerah memberi edukasi tentang manfaat dan fungsi sungai. Sungai tidak hanya sebagai aliran air, tapi juga menjaga ekosistem ikan atau pariwisata sehingga menambah pendapatan masyarakat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar